Sunday, September 29, 2019

Peran ilmu nahwu dalam menjaga aqidah.


قال لنْ تَرانِي

"Allâh berfirman: engkau tidak akan sanggup melihat-Ku".

Mu'tazilah menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk mengingkari "Ru'yah Allâh di dunia dan akhirat", alasannya karena huruf (لنْ) pada ayat ini memberikan faedah (النَّفْي المُؤَبَّد) yaitu, "Penafian yang kekal" sebagaimana disebutkan oleh az-Zamakhsyariy, sehingga konsekuensinya Allâh -Tâ'âlâ- tidak bisa dilihat untuk selamanya, hal ini tentu sangat bertentangan dengan aqidah salaf, maka diantara ulama ada yang memberikan bantahan dari sisi nahwu, diantaranya Ibnu Hisyâm -Rahimahullah- berkata:

Bahwa (لن) tidak memberikan faedah (توكيد النفي) yaitu, "Penegasan Penafian", dan juga tidak memberikan faedah (تأبيد) yaitu, "kekekalan", berbeda dengan klaim az-Zamakhsyariy di dalam al-Kasyâf dan Anmûdzaj-nya, keduanya hanyalah klaim tanpa dalil. Sebab, jika memberikan faedah (تأبيد) maka tidak perlu penafiannya ditaqyid dengan kata (اليوم) pada firman Allâh -Ta'âlâ-:

فلن أُكَلِّمَ اليومَ إنْسِيَّا

"Maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

(Maksudnya, penyebutan (اليوم)  menunjukkan bahwa penafian dengan (لن) tidak bermakna (تأبيد) tapi terbatas pada hari itu saja. Pent).

Begitu juga tidak perlu penyebutan (أبدا) pada firman Allâh -Tâ'âlâ-:

ولنْ يَتَمَنَّوهُ أَبدًا

Sebagai pengulangan, karena asalnya tidak ada.

(Maksudnya, adanya pengulangan kata أبدا menunjukkan bahwa (لن) tidak bermakna (تأبيد) jikalau bermakna (تأبيد) niscaya tidak perlu adanya pengulangan kata (أبدا). Pent).

Ibnu Mâlik -Rahimahullah- berkata:

ومن رأى النفي بـ(لن) مُؤَبَّدا
. . . . . . . فقوله اردد وسواه فاعضُدا

"Siapa saja yang berpendapat penafian dengan (لن) bermakna penafian selamanya, maka tolaklah pendapatnya dan kuatkan pendapat selainnya."

Maka disini kita mengetahui bahwa bahasa Arab memiliki peran penting dalam membentengi aqidah salaf dari pemahaman sesat, oleh karena itu Syaikh Ahmad bin Umar al-Hazimi -Rahimahullah- berkata:

قوتك في فهم الكتاب والسنة على قدر قوتك في فهم لسان العرب

"Kuatnya pemahamanmu atas Al-Qur'an dan as-Sunnah tergantung seberapa kuat dirimu memahami bahasa Arab."

Wallahu A'lam.

Boyolali 26 al-Muharram 1441.H. Mudzakarah bersama Ustadzy Ibnu Majah -Hafidzahullahu-.



sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2721784307854379&id=100000685088694

Apa perbedaan mendasar antara لا Nahiyah dg لا Nafiyah ? (BAHASA ARAB)

Kalau ↓ :
-- Laa لا  nahiyyah dia bermakna larangan (jangan),
-- Laa nahiyah dpt menjazmkan suatu fiil,

sedangkan ↓ :
-- Laa لا nafiyah merupakan bentuk negatif (tidak)
-- laa nafiyah tdk menjazmkn suatu fiil.

Huruf لا

untuk لا masuk ke fi’il sebagaimana juga masuk ke isim.

huruf لا yang masuk ke fi’il berupa:
a. Huruf nafi : Biasanya masuk ke fi’il mudhari’ dan memberi faidah penafian tanpa adanya pengaruh kepada i’rab fi’il setelahnya.

Contoh:

العِنَبُ لَا يَنْضَجُ فِي الشِّتَاءِ

Anggur tidak matang pada musim dingin.

الكَذِبُ لَا يُفِيدُ

Dusta tidak bermanfaat.

b. Huruf jazem (لا nahiyah) : Masuk ke fi’il mudhari’, memberi faidah larangan dan menjazemkan fi’il setelahnya.

Contoh:

{ لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى }

“Janganlah kalian mendekati shalat dalam kedaan mabuk” (An Nisa’: 43)

Adapun (( لا )) yang masuk ke isim adalah:
a. Huruf ‘athaf : Memberi faidah penafian hukum dari ma’thuf.

Contoh:

حَصَدْنَا القُمْحَ لَا الشَّعِيرَ

Kami memanen gandum bukan jelai.

b. Huruf nafi dari saudaranya inna (لا nafiyah lil jinsi): Masuk ke mubtada’ dan khabar dan beramal seperti amalnya inna dengan syarat isimnya nakirah dan bertemu langsung serta khabar dinafikan dari jenis isimnya.

Contoh:

لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ

Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.

لَا كِتَابَ يَخْلُوْ مِنْ فَائِدَةٍ

Tidak ada buku yang kosong dari faidah.

jadi لا yg masuk ke isim adlh saudara nya Inna

sumber : grup muhadhoroh binreg 12

kalau ada saran, masukan, kritik silahkan tulis di komentar :)

Sunday, September 22, 2019

Sharing Knowledge (Bahasa Arab) Nahwu

Pengayaan materi
Pada asalnya semua zharaf (ket-tempat dan ket-waktu) itu manshub.

Hanya saja ada sebagian zharaf yag mabni. Zharaf-zharaf tersebut antara lain:

حَيثُ – أَمْسِ – الآنَ – إِذْ – إِذَا – أَينَ – ثَمَّ

Contoh:

جَلَسْتُ حَيثُ كُنْتَ جَالِسًا

Aku duduk di mana kamu duduk.

حَيثُ :
 Zharaf makan mabni atas dhammah pada posisi nashab maf’ul fiih

dan ada pula yg Kashroh.
contoh:

شربتُ القهوةَ أمسِ

saya telah minum kopi kemarin.

kata أمسِ bukan lagi majrur. namun ia Mabniy dengan Kashroh dalam posisi nashob maful fiih.

na'am,
اللّٰهُ أعلمُ

sumber : musyrif BINREG

Basyar, Bani Adam, An-Nas, Insan dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an, manusia disebutkan dalam empat kata yang berbeda yakni Basyar, Bani Adam, An-Nas,dan Insan. Secara khusus keempat ka...