Sunday, March 8, 2020

FAQ : Laa Nafiyyah, Ististna, dan Munaada

بِسْـــــــــــمِ اللّٰـهِ الرَّحْمٰنِ لرَّحِيْـــــــم

           
📚 Frequently Asked Question  (FAQ) 📚
                  Pekan Sebelas



Tema ::  Laa Nafiyyah, Ististna, dan Munaada
---------------------------------------------------------------------

❶ Tanya
Mohon penjelasannya, biar manteb, tidak ragu lagi kalau pas TO dan ujian.. Kenapa isim Laa bisa mabniy? Soalnya ada yg berpendapat, manshub bukan mabny

Jawaban
Coba pahami⬇

Ada tiga poin yg menyangkut tentang isimnya “LAA LI NAFIY LIL JINSI”:

1. berupa Mudhaf (tersusun dari susunan idhafah, mudhaf dan mudahf ilaih)

2. berupa Syabihul-Mudhaf (tersusun dengan kalimah lain baik makmulnya/ta’alluqnya/ma’thufnya dll)

3. berupa Mufradah (bukan mudhaf/syabihul-mudhaf, baik isim mufrod, mutsanna, atau jamak)

Keterangan :
> Poin yg no 1 dan 2, dihukumi nashab dengan tanda nashabnya secara zhahir, dinashabkan oleh “LAA NAFIY LILJINSI” yang beramal seperti INNA wa akhowatuhaa.

> Poin yg no 3 dihukumi mabni atas tanda I’rab nashabnya, menempati mahal nashab, dinashabkan oleh “LAA NAFIY LILJINSI” yg beramal seperti INNA wa akhowatuhaa . Dihukumi mabni karena dijadikan satu tarkib antara “LAA NAFIY LILJINSI” dan Isimnya.

Tinggal cek isim laa nya masuk kategori mana. Jadi syarat dan ketentuanya dipahami dulu.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


❷ Tanya
Apakah سَوَاءُ itu termasuk isim ghairu munsharif (sehingga majrur dengan fathah)?

Jawaban
Klo tidak salah dia itu isim mamdud. Ga pake tanwin karena pemakaiannya dalam kalimat sebagai mudhof
سواء
bukan isim ghoiru munsorif karena hamzah disitu adlh hamzah asli bukan tambahan/alif taknits mamdudah.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


Tanya
Munada menyerupai mudhaf itu maksudnya gmn ?
Apa ada kaidah-lain lain yg perlu dipelajari seperti mudhaf- mudhaf ilaih atau cm kedua kata itu harus manshub sj.


Jawaban
Syabih bil mudhof

Isim yang menyerupai mudhaf adalah isim nakirah yang bersambung dengan kata yang menyempurnakan maknanya. Isim ini dinamakan  isim yang menyerupai mudhaf  karena memiliki kesamaan dengan mudhaf, yaitu sama-sama bersambung dengan kata yang menyempurnakan maknanya.

Isim ini hanya berbentuk isim musytaq yang bisa beramal, selain isim tersebut tidak bisa menjadi isim yang menyerupai mudhaf.

Adapun kata setelah isim ini ada dua macam:

1.Isim,
Ada yang manshub sebagai maf’ul bih, contoh
لَا ضَارِبًا زَيدًا حَاضِرٌ
Yang memukul Zaid tidak ada yang hadir.

يَا طَالِعًا جَبَلًا
Wahai pendaki gunung!

( زَيدًا ) dan ( جَبَلًا ) sebagai maf’ul bih.

Ada yang marfu’ sebagai fa’il atau naibul fa’il, contoh:
لَا كَريمًا أَبُوهُ حَاضِرٌ
Yang ayahnya mulia tidak ada yang hadir.

يَا مَضْرُوبًا وَجْهُهُ
Wahai yang dipukul wajahnya!

(أَبُو : Marfu’ dengan wawu sebagai fa’il bagi syifah musyabbahah)

(وَجْهُ : marfu’ dengan dhammah sebagai naibul fa’il bagi isim maf’ul)

2.Jar wa majrur,
Setelah isim tafdhil, contoh:
يَا أَفْضَلَ مِنْ زَيدٍ
Wahai yang lebih mulia dari Zaid!

يَا خَيرًا مِنْ زَيدٍ
Wahai yang lebih baik dari Zaid!

Setelah isim yang fi’ilnya menjadi muta’addi dengan bantuan huruf jar, contoh:
يَا رَاغِبًا فِي الْخَيرِ
Wahai yang mencintai kebaikan!

يَا رَاغِبًا عَنِ الْخَيرِ
Wahai yang membenci kebaikan!

Asal fi’ilnya رَغِبَ فِي artinya menyukai, رَغِبَ عَنْ artinya benci.


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


❹ Tanya
Kalau misal memanggil nama kunyah, , misal wahai ibunya hamid,  itu begini ya?
يا أمَّ حامدِ

Jawaban
 يا أمَّ حامدٍ
Hamid bisa ditanwin  jadi tetap diberi tanwin


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


❺ Tanya
Di audio disebutkan kaidah laa nafiyah lil jinsi manshub tapi tidak boleh tanwin.
Tapi di diktat ada contoh yang tanwin.
Yang benar yang mana?

Jawaban
Tidak boleh bertanwin untuk isim laa nafiyah lil jinsi yang mufrod. Jika isim laa nafiyah lil jinsinyanya ghoiru mufrod maka boleh bertanwin. (Lihat diktat halaman 209)


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


❻ Tanya
Apa bedanya لا nahiyah dan nafiyah ya?

Jawaban
Kalau ↓ :
-- Laa لا  nahiyyah dia bermakna larangan (jangan),
-- Laa nahiyah dpt menjazmkan suatu fiil,

sedangkan ↓ :
-- Laa لا nafiyah merupakan bentuk negatif (tidak)
-- laa nafiyah tdk menjazmkn suatu fiil.


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

❼ Tanya
Apa beda penggunaan istitsna اِلاَّ dengB  غَيْرُ bila kalimatnya sempurna dan negatif?

Jawaban
huruf إلا dan isim غير punya kaidah yg sama.. perbedaannya pada إلا kaidahnya berlaku untuk isim setelah إلا sedangkan pada غير dan kelompoknya kaidah diberlakukan justru pada isim غير serta kelompoknya (siwa dll)
 contoh :
‎ما خرج الناسُ إِلَّا زَيْدٌ
‎ما خرج الناسُ غَيْرُ زَيْدٍ

jadi pada kalimat sempurna negatif, bisa badal bisa manshub.. ana ambil contoh badal terhadap الناسُ yg marfu, maka pada إِلَّا yg jadi badal adalah زَيْدٌ sehingga dia marfu..

sedang pada غَيْرُ yg jadi badal justru غَيْرُ itu sendiri, dan زيدٍ sebagai mudhof ilaih..


Pada إلّا
👉boleh menghukumi mustatsna (yg dikecualikan) sebagai badal atau manshup dg adat istitsnaa

👉contoh jika badal:
❤مَا جَلَسَ الْمُسْلِمُوْنَ إِلَّا زَيْدٌ
(orang orang muslim tidak duduk kecuali zaid)

👉contoh jika manshub :
❤مَا جَلَسَ الْمُسْلِمُوْنَ إِلَّا زَيْدًا
(orang orang muslim tidak duduk kecuali zaid)

Sedangkan untuk :
غَيْرُ ،سِوَى ،سُوَى ،سَوَاءُ
👉 boleh menghukumi isim istitsna sebagai badal atau manshub dengan adat istitsnaa
sedang mustatsna wajib majrur.
👉contoh sebagai badal:
❤مَا جَلَسَ الْمُسْلِمُوْنَ غَيْرُ زَيْدٍ
(orang orang muslim tidak duduk kecuali zaid)

👉 contoh sebagai manshub :

❤مَا جَلَسَ الْمُسْلِمُوْنَ غَيْرَ زَيْدٍ
(orang orang muslim tidak duduk kecuali zaid)

untuk إلا maka yg dikenai kaidah adalah mustastnanya.. pada contoh diatas yaitu زيد
jadi pada kalimat yg menggunakan إلا yg berubah menjadi badal atau manshub adalah زيد

sedang pada غير kata زيد akan selalu majrur, karena زيد sebagai mudhof ilaih.. yg berubah harokatnya menjadi badal atau manshub adalah غير nya.. bisa jadi َغير atau غيرُ.


_🔵🔵🔵___


Fi'il Muta'addi yg butuh kpd 2 Maf'ul bih terbagi 2 :

1. Dua maf'ul bih nya berasal dari mubtada khobar
Contoh fi'il nya : ظن و أخواتها

2. Dua maf'ul bihnya tidak berasal dari mubtada khobar
Contoh fi'il nya : أَعْطَى، سَأَلَ

الله تعالى أعلم

SUMBER : GRUP WA MUSYRIF BINREG 13

No comments:

Post a Comment

Basyar, Bani Adam, An-Nas, Insan dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an, manusia disebutkan dalam empat kata yang berbeda yakni Basyar, Bani Adam, An-Nas,dan Insan. Secara khusus keempat ka...